Mengenai Saya

Foto saya
Depok, White Town, Christmas Island
Manusia Biasa

Selasa, 29 September 2009

Lumpur Lapindo Berhenti 2038, Analisis Ahli Geologi

JAKARTA - Hingga kini belum ada Teknologi yang mampu mengatasi luapan lumpur panas Lapindo Brantas. Untuk itu, perlu dilakukan pengalihan lumpur secepatnya, agar pemukiman penduduk di sekitar Porong, Sidoarjo, bisa diselamatkan. Sebab,diperkirakan lumpur Lapindo baru bisa dihentikan 31 tahun mendatang.

"Kita tidak usah berpikir bagaimana menyumbat lumpur. Karena upaya yang selama ini dilakukan hanya buang waktu, sementara luapan lumpur terus menyembur," kata Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Said Djauharsjah Jenie di sela-sela acara Workshop Sidoarjo Mud Volcano di Auditorium BPPT Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat Selasa (20/2/2007).

Menurutnya, yang perlu dipikirkan saat ini adalah bagaimana mengalirkan lumpur ke sungai atau ke laut. Said mengungkapkan, luapan lumpur Lapindo Bantas merupakan fenomena alam. "Banyak pakar geologi menyatakan luapan lumpur tidak bisa dihentikan begitu saja, dilihat dari keadaan tanah, temperatur, dan kekuatan semburannya yang kondisinya semakin buruk," jelasnya.

Dia mengatakan, fenomena lumpur Lapindo bukan sebuah kebetulan, namun ada gejala alam yang menurut perhitungan ahli geologi, baru dapat berhenti tahun 2038 atau 31 tahun ke depan. Dengan asumsi tersebut, menurutnya yang harus dipikirkan tidak hanya mengevakuasi warga setempat, namun juga mengevakuasi lumpur ke tempat lain. Sehingga lumpur itu tidak akan menenggelamkan desa lainnya. Padahal, fenomena lumpur Lapindo sudah menenggelamkan empat hingga lima desa.

Sementara itu, Direktur Pusat Pengembangan dan Inventarsisasi Sumber Daya Alam BPPT, Yusuf Surachman, mengatakan sumber lumpur berada 5.000 kilometer di bawah permukaan tanah. Akibatnya, dua hingga tiga kilometer dari radius sumber Sumur Banjar Panji mengalami penurunan tanah. Menurutnya penurunnya hingga 0,8 cm perbulan. "Karakter geografinya sama seperti di Gurun Sahara. Seharusnya wilayah Porong tidak lagi dihuni oleh penduduk," tandasnya. (rhs)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar